Written by LHJ. Powered by Blogger.

Translate




WELCOME!!! FEEL FREE TO SPEAK.....

Let's enjoy life

Hani anak yang nakal

Hani adalah anak yang nakal sekali. Tiada sehari tanpa kenakalannya. Pernah suatu hari, ia memberi burungnya makan ketela, sehingga tersedak dan mati.

Namun,ia selalu bermimpi untuk menjadi anak yang baik. Didalam angan-angannya ia selalu mematuhi ucapan orang tuanya dan bijaksana.

Kenyataannya, setiap kali diberitahu, Hani, akan emosi terlebih dahulu dan keluarlah kenakalannya. Teman-temannya menjauhinya karena takut dijahili.

Hani menjadi amat sedih. Ia selalu berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari segala kenakalannya dan menjadi anak yang penurut.

Pada suatu hari, Hani diajak oleh ayahnya jalan-jalan ke kebun teman ayahnya yang terletak di desa. Hani sangat menyukai alam yang bebas. Ia bersyukur dapat berkunjung kesana. 

Suatu ketika, Hani ingin memetik bunga dan diketahui oleh ayahnya. Ayahnya pun melarangnya. Hani kali ini tidak marah.

Itu terjadi berulang kali. Saat Hani akan berbuat nakal dan dilarang oleh ayahnya, Hani selalu  menurut. Ayahnya memperhatikan perubahan dalam diri Hani dan berusaha mengetahui penyebabnya.

Sesampai di Surabaya, ayah Hani mengajak Hani ke psikolog tetangga rumah. Psikolog mengatakan bahwa Hani adalah anak yang baik. Ia ingin menjadi anak yang penurut dan bijaksana. Namun, karena emosi yang berlebihanlah yang membuatnya menjadi anak nakal.

Psikolog juga tahu bahwa Hani akan menjadi anak baik bila energinya disalurkan, seperti saat di alam bebas tadi.


Sejak saat itu, Hani pun mulai menyalurkan hobinya, yaitu mendaki gunung untuk menetralisir emosinya. Hani pun menjadi anak baik yang disukai teman-temannya.

Pesan :
Anak nakal belum tentu bukan anak baik. Ada kemungkinan emosi yang berlebihanlah yang menjadi pemicunya. 
 

Daftar Isi

HTML Comment Box is loading comments...