Pak Raden sedang berburu di hutan. Ia mencari mangsa binatang-binatang yang telah punah untuk dijual dengan harga yang tinggi karena peminatnya sangat banyak.
Suatu hari dikala berburu, seekor gajah putih inkarnasi Bodhisattva yang mengetahui perbuatannya menuju ke arahnya. Gading Bodhisattva sangat berharga. Dengan panjang 3 meter dan penuh kalsium, gading itu bisa berlaku triliunan rupiah.
Pak Raden sangat gembira dan mempersiapkan senjatanya untuk membunuhnya. Namun, ia terpesona oleh kegagahan gajah putih tersebut. Kewibawaannya juga menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin dari gerombolan gajah Afrika yang ada di hutan tersebut.
Setelah mendekat, gajah putih tersebut merebahkan badan-Nya di depan si pemburu dan dengan belalai-Nya yang kokoh, gajah putih itu mulai mematahkan gading-gading-Nya dan menyerahkannya kepada si pemburu.
Tiba-tiba berkatalah si gajah putih, "Wahai pemburu, janganlah engkau mengusik kehidupan anak-anak kami yang tidak berdosa. Sebagai gantinya, ambillah gading-gading ini dan hiduplah dengan bergelimang harta."
Mendengar hal tersebut, si pemburu segera mengerti maksud si gajah putih dan mulai menyesali perbuatannya karena menjadi orang yang egois Sejak saat itu si pemburu berubah dan menjadi orang pelindung bagi gajah-gajah tersebut.
Demikianlah secuplik kisah dari kakak. Smoga dapat menghibur.....
Namun apakah arti dari semua ini?
Kakak bermaksud untuk memberitahu adik-adik bahwa binatang juga mempunyai perasaan dan rasa kasih dalam dirinya. Mereka akan merasakan bila dirinya akan mengahadapi maut ataupun dalam keadaan susah.
Maka dari itu, adik-adik janganlah pernah menyiksa apalagi membunuh binatang.